AkuJatuh Cinta Sama Janda Muda. seorang janda muda yang bekerja di sebuah toko handphone. Aku mengenalnya beberapa bulan yang lalu, bukan tidak sengaja. Cerpen Metropolis posted a video to playlist Cerpen Metropolis Cerita Pendek Romantis Cinta. December 28, 2020 · Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Namaku Raditya temen-temen biasa panggil Ditya, saat ini aku sudah kerja di suatu perusahaan swasta yang lumayan bonafit dan sewaktu sore sampai malam aku ambil kuliah di salah satu perguruan swasta fakultas Teknik Komputer dan jurusan Teknologi biasa setiap habis kerja aku langsung menuju tempat kuliah dan hampir pasti terlambat seperti sore ini. "Maaf Bu saya terlambat......................." kata Raditya sambil memberi hormat kepada Maya dosen Mata kuliah "DBMS" nya. "Ditya................ditya..........setiap hari pasti terlambat...............kapan tak terlambat................" kata Maya dosenya sambil geleng-geleng kepala. Raditya mulai duduk di tengah-tengah antara Heni dan Hany karena cewek dua itu melambaikan tangan menyuruhnya untuk duduk diantara mereka berdua. Raditya memang beda dengan anak pintar kebanyakan, dia lebih mau memberi contohan pada teman-teman yang lain, makanya dia banyak disukai teman-temannya sampai-sampai teman-temannya bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah tua yang masih juga mau untuk kuliah semua suka kepadannya. "Coba Ditya maju untuk mengerjakan soal nomor 1 ................." kata Maya dosennya, sambil memberikan spidol pada Raditya. Raditya terlihat corat-coret sebentar di bukunya, pinjam buku Heni yang ada di sebelahnya melihat-lihat catatannya lalu segera bangkit dari tempat duduknya dan segera menuju whiteboard yang ada di depan kelas langsung dia menulis sesuatu, dia amati beberapa kali sambil berpikir, lalu dia menyerahkan spidol pada Ibu Maya, dosen paling muda di mana dia kuliah dan kembali duduk diantara Heni dan Hany. "Ehm..........anak ini pandai juga.........padahal dia terlambat..........eh........ternyata dia bisa juga mengerjakannya, padahal materi yang aku berikan baru hari ini.........." batin Maya dalam hati. "Jawaban Ditya betul...............apa ada yang kurang jelas.................." tanya Maya. Semua mahasiswa secara kompak bilang belum jelas bu, dan menjadikan suasana kelas menjadi gaduh, karena semua melihat ke arah Raditya. Bagaimana tidak semua mahasiswa dalam ruangan yang sudah dari tadi mendengarkan mata kuliah Ibu Maya pada belum paham, eh...........Raditya yang datang terlambat disuruh maju malah sudah bisa. "Ok.............ok semua diam, untuk lebih jelasnya mari kita praktikkan di lab komputer saja...................." kata Maya dosen mata kuliah DBMS. Semua Mahasiswa mulai bangkit dari tempat duduknya menuju lab. komputer, tetapi Raditya masih sibuk menyalin tulisan dipapan tulis. Maya dosen DBMS masih sibuk mengisi jurnal mata kuliah sempat memperhatikan dan mulai mengajak ngobrol. "Ditya..........kamu sudah kerja ya...........kalau datang pasti terlambat terus................" tanya Maya dosenya, sambil berjalan keluar ruang di ikuti Raditya. "Ya bu.............aku keluar kerja jam ya pasti terlambat terus karena sini kan masuknya jam wib...." jawab Raditya, sambil berjalan di samping Maya dosenya itu. "Raditya.........nggak usah tanya-tanya macam-macam..........aku tahu kalau kamu pandai.........ehm.......kelihatannya kamu banyak cewek pasti................" kata Maya dosennya sambil tersenyum menggoda. "Beres Bu...............aku nggak bakal tanya macam-macam, nggak juga sih Bu.............kalau banyak teman betul tapi kalau bayak cewek nggaklah.........." jawab Raditya sambil sedikit malu-malu. Sejak saat itu Raditya sangat akrab dengan Maya dosen mata kuliah "DBMS" nya Database Manajemen System . Seperti biasa ketika mahasiswa yang lain pada praktikum di lab. komputer dan Raditya sudah selesai duluan, maka teman-temannya pada rebutan nyontoh di komputernya dan Maya dosennya selalu memanggilnya untuk di ajak ngobrol di teras luar. "Raditya.......aku tahu sekarang kenapa kamu sangat disukai semua teman-teman kamu.......sampai-sampai kalau kamu tak hadir, mereka merasa kesepian kalau tak ada kamu..........kamu pandai tapi mau berbagi sama teman-teman.........biasanya anak pandai itu individu tapi ternyata kamu tidak.......dan kamu humoris dan suka menggoda jadi banyak teman cewek suka sama kamu..........ehm......." kata Maya dosennya. "Aku kira aku biasa-biasa saja bu.............wajah ya tidak cakep-cakep amat..............." jawab Raditya sambil memperlihatkan kalau dia rendah hati. "Kamu memang biasa saja nggak jelek.........tapi kalau cewek sudah kenal siapa kamu dan sering ngobrol aku yakin cewek itu jatuh hati sama kamu.............." kata Maya dosennya, sambil senyum-senyum menggoda Raditya. "Ehm..........Ditya.....ditya.........walau aku sudah punya pacar walau belum serius........tapi kalau kamu tak masuk..............aku juga merasa kangen banget.........." bisik Maya dalam hatinya. Agung, Budi, Antok dan beberapa teman akrab Raditya yang lain yang sudah selesai mengerjakan tugas praktikum ikut nimbrung ngobrol menjadikan suasana menjadi menyenangkan. "Ditya.........Bu Maya.........masih cocok jadi temen kuliah kita dari pada jadi dosen..........Bu Maya pasti jadi mahasiswi yang tercantik disini ya............." kata Agung bercanda.................. Semua mahasiswa yang ada di teras tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Agung barusan, Ibu Maya tersenyum malu sambil berjalan menuju ruang praktikum untuk melihat mahasiswa-mahsiswa yang belum selesai mengerjakan praktikumnya. "Raditya........kalau kita sama teman-teman amati,.......Maya.........kelihatan sekali suka sama kamu, tapi kami kira kamu pura-pura nggak tahu saja................" kata Budi temen kuliah yang paling ember, sambil memberi pendapat teman-temannya. Teman-teman Raditya terlihat menganggukan kepala sambil tersenyum setuju dengan pendapatnya Budi, apalagi Agung, dia terlihat mengacungkan ibu jari tangan kanan tanda ok. Malam itu karena lelah, Raditya mulai menuju kamar kost dan menutupnya tapi baru menjatuhkan badannya di atas tempat tidur HP nya bergetar ada sms. "Halo Ditya........lagi ngapain........" tulis sms itu, Raditya membaca sms itu dengan penasaran karena nomornya tidak dia kenal, lalu dia membalasnya. "Hallo.......maaf, siapa ya ini........karena belum ada nama di hp saya....." balas Raditya. "Maaf kak ini aku Sinta........anak akutansi D1..............kata Budi, kakak titip salam ya sama Budi untukku....jadi aku berani sms kakak..........ini nomor aku kak.........makasih ya kak sms aku sudah di balas........." tulis Sinta lewat sms. "Ih....Budi siapa yang titip salam untuk Sinta...........ehm nggak apa deh..........siapa tahu dia cewek baik bisa aku jadikan calon pendamping.........kalau aku lihat Sinta itu........cantik dan bodynya bagus terus kalau jalan bagus banget seperti peragawati saja........." bisik Raditya dalam hati. Belum sempat kembali membalas sms Sinta, HP nya berdering lalu dia mulai menerimanya. "Hallo siapa ya ini...............oh maaf.......maaf Bu Maya........aku kira siapa..........ehm.......masak jam segini kondangan Bu...........ok..........ok aku ke kost Bu Maya..........." jawab Raditya. Raditya cepat-cepat ganti baju dan celana rapi dan pakai sepatu semprot sana sini dan mulai menuju ke garasi mengambil Yamaha Vixion dan langsung cabut, dia memacu kendaraan dengan cepat menuju tempat kost Ibu Maya di belakang kampusnya. Sampai depan kost, Maya dosennya sudah duduk di depan teras ketika Raditya sampai depan kost, kedua mata Raditya mulai menelanjangi tubuh Maya dosennya dari atas sampai ke bawah, belum sempat Raditya berbicara, Maya dosennya sudah mulai berjalan menuju kendaraan Raditya. "Ayo........cepat sudah malam, antar aku ke pesta perkawinan teman aku...................." kata Maya sambil boceng di belakang. Raditya mulai menjalankan kendaraannya meliuk-liuk diantara mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan kota Semarang yang mulai padat dan sebentar kemudian sudah sampai ke gedung besar, Raditya segera memarkir kendaraan. "Ditya.......nanti kamu di dalam cuma tersenyum dan selalu menganggukkan kepala kalau aku minta.....awas kalau macam-macam..........kalau panggil aku sayang aja....ingat itu" kata Maya. Raditya cuma tersenyum sambil angkat kedua tangannya dan dia kesakitan ketika jari jemari salah satu tangan Maya dosennya itu mencubit pinggangnya. Maya mulai berjalan beriringan dengan Raditya menuju ke dalam gedung resepsi pernikahan dan tangan Maya yang kanan selalu berpegangan pada tangan Raditya. Ketika sampai dalam setelah bersalaman dengan kedua mempelai berdua, Maya mengajak Raditya untuk mencicipi masakannya. "Eh.........Maya....................aduh tambah cantik ya..........ih pacar baru ya...........ganteng gitu..........." kata Asti teman kuliahnya dulu. Maya tersenyum senang bertemu teman-teman kuliah seperti Asti, Mawar, Julia, Michel, Natasa, Ruben dan masih beberapa lagi yang lain. "Eh .......aku hampir lupa kenalkan.......ini Raditya........." kata Maya kepada teman-temannya. Raditya tersenyum dan menyalami semua teman-teman Maya dan terlihat ikut berbicara serius dengan teman-teman cowok Maya. Beberapa saat kemudian mereka mulai meninggalkan gedung tempat resepsi kawan Maya. Sampai di depan kost Maya dosennya itu, Raditya cuma duduk-duduk di atas kendaraannya. "Ayo.......masuk dulu.......ini kan malam minggu main dulu.........tapi maaf tempatnya berantakan........." kata Maya sambil berjalan menuju ke kamar kost. Raditya mulai turun dari kendaraan dan mengikuti Maya dosennya itu masuk ke dalam kamar kostnya, dia mulai tiduran di atas tempat tidur ketika melihat Maya ganti baju ke kamar mandi di dalam kamarnya, tahu-tahu Raditya seperti bermimpi saat ada jemari halus merapikan rambutnya dan tubuhnya terasa sedikit tertindih.......dan di depan wajahnya dia merasakan nafas yang mengelus wajahnya, dua mata yang sangat dia kenal mencari-cari sesuatu di dalam kedua matannya........Raditya melihat ke dalam dua mata itu dia merasakan damai........tentram nyaman........Raditya semakin merasa damai nyaman dan bahagia ketika kening dan kedua pipinya terusap hidung yang mancung, beberapa saat terlihat sunyi kamar kost itu. Raditya mulai keluar kost sambil tangan kanannya selalu melingkar ke tubuh cewek yang selalu meremas-remas jari jemari tangan kanannya serasa tak mau melepasnya. "Sayang........hati-hati ya................nggak usah ngebut met malam semoga tidur nyenyak.........." kata Maya sambil melepas gengaman tangannya di tangan Raditya. Raditya segera menjalankan kendaraan dan segera memacu biar cepat sampai ke kost, sampai di kost dia langsung menjatuhkan dirinya di kasur dan mulai dia tersenyum sendiri. Dia merasakan dan membayangkan kembali ketika Ibu Maya, dosen yang paling muda dan cantik nafasnya terasa mengelus wajahnya dan hidung mancung mulai menyentuh pipi dan keningnya dan kedua mata itu........benar-benar membuat damai tentram dan nyaman serasa membuat Raditya ingin mengulangi lagi. Sorenya ketika dia pulang kerja seperti biasa langsung menuju kampus, dia langsung menuju administrasi dulu karena hari ini dia gajian jadi bisa untuk nyicil uang sksnya dulu. Terlihat beberapa mahasiswa mengantri membuat Raditya ikut mengantri dan belum sempat duduk dia merasakan ada cewek yang memanggil ketika dia melihat tempat duduk yang dipojok, Raditya mulai tersenyum. "Eh........Sinta lagi ngapain disini...........lagi bayar kuliah ya......................." kata Raditya Sinta tersenyum sambil menganggukkan kepala dan Raditya segera duduk di sebelahnya, mereka berdua terlihat akrab mengobrol sambil tertawa-tawa pasti kalau ada mahasiswa lain melihat mereka dikira sudah berpacaran. "Sebentar ya..............Ibu mau mengisi spidol di admin dulu........................" kata Ibu Maya, sambl keluar meninggalkan ruang kuliah. Ibu Maya mulai mengisi beberapa spidolnya dengan tinta, saat kedua matanya melihat ke salah satu pojok di admin itu, jatungnya serasa copot, sampai tinta untuk mengisi spidol tercecer di lantai dan salah satu admin yang melihat berkata. "Mbak Maya...........pelan-pelan dong..........itu tuh tintanya sampai menetes di lantai..............." kata Desi admin kampus. Ibu Maya terlihat meletakkan jari telunjuknya di depan mulut sambil melihat ke arah Desi sambil menunduk, sampai-sampai Desi geleng-geleng melihat tingkah Ibu Maya. Raditya agak terkejut dan melihat ke admin ketika dia mendengar nama Ibu Maya disebut dan dia segera minta ijin Sinta untuk masuk kuliah sambil bilang ingin membayar nanti saja kalau istirahat ishoma. Ketika dia masuk ke dalam ruang kuliah terlihat dosennya nggak ada dan Raditya langsung menuju tempat duduk di dekat Heni dan Hany, tapi dia salah ternyata dua temen ceweknya itu mengusirnya. "Ih...........sana saja di depan pojok..................enak saja pacar mami Maya disini, sana saja..............kamu anggap apa kita berdua..............." kata Heni dan Hany kompak. Raditya melihat teman-teman akrabnya seperti agung dan budi menutup wajahnya dengan buku catatannya sambil tersenyum-senyum mengejeknya. Tok.............tok..............tok..........terdengar suara sepatu Ibu Maya terdengar mendekat dan segera muncul ke dalam ruang kuliah. Tanpa memandang ke arah Mahasiswa lalu dia mulai menulis dan kami semua terkejut ketika terdengar bunyi debug...............Ibu Maya jatuh pingsan. Raditya, Budi dan Agung segera membopong tubuh Maya dosennya itu ke UKS kampus dan segera beberapa admin cewek seperti Desi membantunya. Raditya terlihat gusar, mau masuk kembali ke dalam UKS dia ragu, kalau tidak masuk saat ini, dia memang cowok yang sangat dekat dengan Maya dosennya itu. Akhirnya dia masuk ke dalam UKS ketika melihat Desi mulai keluar dari dalam. Dengan langkah pelan-pelan Raditya mulai mendekat ke arah tubuh Maya dosennya itu yang masih lemas di atas tempat tidur UKS. Ketika melihat wajah Raditya ada di depannya Maya langsung memalingkan wajahnya dan ketika jari jemari tangan Raditya memegang jari jemari salah satu tangannya Maya dengan cepat menariknya dengan masih terus menangis. Dengan sabar Raditya duduk di sebelah tempat tidur dan berusaha membujuk Maya dosennya itu untuk mau diantar pulang. "Maya........apa salahku.......kok aneh sekali........kemarin malam kamu begitu bahagiannya tapi sore ini aku pegang tangan kamu saja nggak boleh...........aku tahu...........pasti kamu salah berpikir...........kamu kira aku pacaran dengan Sinta.............anak D1 akutansi ya..............kamu salah, kita nggak ada apa-apa............." kata Raditya. "Ih............sory...............siapa yang cemburu..........aku memang lagi kurang sehat saja...................." kata Maya. Raditya mulai tersenyum senang di belakang tubuh Maya karena orang yang dia cintai mulai mau berbicara. "Ayo aku antar pulang, semua Mahasiswa sudah pulang dan admin sudah tutup..............ayo sayang....." kata Raditya sambil mengelus dan mengecup pipinya dari samping. Maya mulai memalingkan wajahnya dan menatap Raditya dengan kesal dan mulai memukul dada Raditya dengan kedua tangannya sambil menangis sambil berkata. "Aku tak ingin lihat orang yang aku cintai........ngobrol berdekatan sambil tertawa-tawa di depan wajahku dan sambil berpegangan tangan.............kalau aku melihat lagi..........aku tak bakal mau lihat wajah kamu.....aku mau pindah saja ke kampus yang lain..........." kata Maya masih memukul-mukul dada Raditya sambil menangis. Beberapa saat kemudian terlihat Maya sudah ada di boncengan Yamaha Vixion Raditya menuju ke kost, mereka berdua mulai masuk ke dalam kamar kost itu. "Eh.........lha sepeda motorku gimana Ditya.............lha besok aku berangkatnya gimana coba.........." kata Maya dosennya itu dengan wajah yang sumringah. "Tadi sudah aku titipkan Pak Dol penjaga malam.............dan besok aku ijin aja berangkat awal langsung jemput kamu.........tinggal kamu malu atau nggak.........." kata Raditya sambil senyum-senyum mengejek. Mereka berdua terlihat saling mengelitik menggoda dan ketika kedua mata mereka bertemu sepi terasa di kamar kost itu, Raditya mulai membelai rambut Maya dosennya itu yang sedikit menutup sebelah wajahnya dengan sayang, membuat matanya memandang Raditya dengan cinta dan sayang begitu juga Raditya merasakan begitu bahagia hatinya saat bersama dosen cantik mata kuliah "DBMS" nya. Damai, tentram dan bahagia selalu dia rasakan ketika bersama cewek ini walau sebenarnya umurnya lebih tua 2 tahun darinya. Raditya mulai menjatuhkan ciumannya di kening Maya, lama sekali dia mencium kening cewek itu sambil dia merasakan tentram dan damai kala dia memegang rambutnya. Kedua tangan Maya terlihat memeluk erat tubuh Raditya yang ada di atasnya dan beberapa kali bibir Maya menyentuh bibir Raditya dengan sayang dan cinta dan beberapa saat mereka berdua merasa melayang-layang karena merasakan begitu damai, tentram dan bahagia. Mereka saling tersenyum bahagia ketika kedua mata mereka bertemu terasa nafas kedua insan itu membelai-belai wajah mereka berdua, terasa mereka berdua menghirup wangi cinta dan sayang yang keluar dari mulut mereka berdua. "Ih.........aku jadi malu banget sama Raditya........ternyata aku cemburuan.........dan masih seperti anak kecil walau umurku lebih tua 2 tahun.........semakin cinta dan sayang saja aku sama dia........udah ganteng ngalah lagi sama aku............" bisik Maya dalam hatinya. "Cinta itu memang aneh...........Maya lebih tua 2 tahun dari aku tapi ternyata ketika jatuh cinta dia seperti anak kecil yang minta selalu aku perhatikan lebih...........mungkin Sinta lebih muda dan cantik.........tapi kenapa ya.........aku lebih tentram, damai dan bahagia kalau dekat dengan Ibu Maya.........ehm........benar-benar cinta bisa terlihat gila di depan semua orang...........cinta memang benar-benar gila" bisik Raditya dalam hatinya sambil tersenyum-senyum sendiri mengendarai Yamaha Vixionnya di jalanan simpang lima kota Semarang. Cerpen Karangan Fatimatuzzahra Purnama PutriKategori Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Remaja Lolos moderasi pada 1 December 2018 “Al! Buruan! Keburu telat nanti!” seru Ray sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Sementara Alicia yang masih di dalam kamarnya berdecak kesal. “Bentar, dong! Sabar napa?!” protes Alicia sambil mengikat rambut sebahunya menjadi kuncir dua di bawah telinga. “Buruan!” seru Ray lagi masih setia menunggu di depan kamar Alicia. Selesai merapikan rambut dan rok selutut SMP-nya, Alicia keluar kamar dan langsung berjalan mendahului Ray yang masih berdiri di depan pintu kamarnya. “Ayo, Ray. Berangkat. Lama amat. Keburu telat!” seru Alicia sambil berjalan menuruni tangga. Sementara Ray yang mulai mengikuti Alicia mencibir, “Tadi siapa coba yang lemot banget dandannya?!” “Barusan lo ngomong?” tanya Alicia sambil menoleh pada Ray yang terlihat cuek. “Nggak,” balasnya pendek. Alicia hanya mengangkat bahu kemudian kembali berjalan menuruni tangga. “Mamah! Cia berangkat, ya?” seru Alicia kemudian keluar rumah. Mamanya hanya menjawab dengan anggukan kepala. “Berangkat dulu, Tante,” ucap Ray sopan kemudian segera menyusul Alicia. “Woy, Al! Tungguin, dong!” seru Ray kesal sambil setengah berlari menyusul Alicia yang berjalan menuju ke halte depan perkomplekan rumahnya. “Lo kenapa, sih?! Nyebelin banget!” ucap Ray kesal setelah sampai di halte. Alicia hanya tersenyum. “Siapa suruh lemot!” balas Alicia dengan senyum kemenangan yang terkembang lebar di wajah manisnya. Sedangkan Ray mendengus kesal. Tak lama, bus yang akan mengantar mereka ke sekolah pun datang. Dengan sigap, Alicia melompat masuk ke dalam, yang langsung disusul oleh Ray dengan kepayahan. Alicia begitu gesit untuk ukuran seorang cewek. Perjalanan dari rumah ke sekolah ditempuh selama dua puluh menit menggunakan bus, tidak termasuk menunggu bus di halte. Sampai di halte depan sekolah, Alicia dan Ray segera turun. Mereka seperti biasa, berjalan beriringan menuju ke kelas mereka, mereka sekelas. Mereka terbiasa melakukan aktivitas Alicia bercerita dengan menggebu-gebu tentang apapun, dan Ray hanya cuek seakan tidak diajak bicara, membuat Alicia terlihat seperti orang gila yang bicara sendiri. Ray melirik sekeliling. Banyak orang yang menatap mereka dengan tatapan seakan-akan bicara “Itu ganteng-ganteng kok temenannya sama orang gila?”. Ray menyikut rusuk Alicia lalu berbisik, “Al, lo diem aja deh mendingan.” Alicia yang tidak mengerti hanya memiringkan kepalanya. Namun Ray malah meninggalkannya di belakang dan segera naik ke lantai atas tempat kelas VIII-G, kelas mereka, berada. “Yah, Ray! Tungguin, dong!” seru Alicia kemudian berlari menyusul Ray. Setelah berhasil menyusul Ray, Alicia langsung menyerukan protes. “Kok lo ninggalin gue, sih?! Nggak lucu banget, tau!” Ray mendelik kesal pada Alicia lalu memasuki kelas dan berjalan ke bangkunya. “Lebih nggak lucu lagi kalo gue sampe dikira ikutan gila gara-gara jalan sama orang gila,” ucap Ray ketus lalu duduk di bangkunya. Alicia langsung memberengut dan duduk di bangkunya yang ada di sebelah kanan Ray, barisan ketiga dari depan dari lima baris dan barisan ketiga dari kiri dari empat baris. Sistem tempat duduk di sini adalah setiap murid diberi satu meja ukuran 70×70 senti dan sebuah bangku. Otomatis duduknya satu-satu. “Jadi maksud lo gue gila, gitu?!” protes Alicia sambil menggebrak meja. “Bukan gue yang bilang lo gila,” balas Ray cuek lalu mengetuk-ketukkan jarinya ke meja. Sesekali diliriknya Alicia yang sedang sibuk memberengut di mejanya. Seulas senyum terbentuk di wajah Ray. Gadis itu sangat polos. — “Al! Lo piket!” teriak Aldi, ketua kelas yang disiplinnya minta ampun. Alicia hanya melirik Aldi tajam kemudian berdiri. “Iya juga, ya? Lupa, gue,” ujar Alicia kemudian mengambil sapu. “Al, lo sapu yang bagian luar aja. Rista udah nyapu sampe luar, tuh,” ucap salah satu rekan piketnya. Alicia hanya mengangguk meng-iyakan. Di luar Alicia menyapu dengan agak-agak malas. Sampai tiba-tiba seorang cowok yang sedang membawa sebuah tempat sampah kecil berisikan kertas tersandung dan jatuh tepat di bawahnya. “A–aduh. Mati nih gue,” desis cowok itu yang sebenarnya bisa didengar oleh Alicia. Alicia yang semula ingin marah-marah tiba-tiba tercengang. “WAAH!! DASAR!! HARI INI CD KU NGGAK IMUT, TAUK!!” teriak Alicia terlampau keras sambil menutup-tutupi roknya. Semua yang ada di luar kelas pun segera menengok ke arah mereka. Dan kebetulan, saat ini sedang istirahat. Jadi bisa dibayangin ramenya kayak gimana. “E–eh?” cowok itu terlihat agak gelagapan. Namun sebenarnya dalam hati, Yakin? Boleh aku ngecek?’. Cowok itu segera berdiri dan ancang-ancang berlari. Dan seketika itu juga Alicia mulai marah-marah. “Dasar cowok! Kamu lihat, kan?!” teriak Alicia sambil mengejar cowok itu. Cowok itu berlari kalang kabut di kejar Alicia. “Ah, nggak, kok! Nggak, kok!” seru cowok itu sambil tetap belari. Padahal di dalam hati, Celana dalammu warna pink, kan?’. “DASAR!!!” Semenjak kejadian memalukan itu, Alicia jadi diledekin satu kelas. Bahkan beberapa anak kelas lain. Dan dari situ dia tahu siapa nama dan kelas berapa cowok itu. Di sebuah pagi, tiga hari setelah kejadian itu… “Al, Al!” panggil Rista. Alicia yang sedang duduk-duduk di bangkunya menoleh. “Kenapa?” tanya Alicia begitu Rista duduk di bangku di depan mejanya. “Ekhem, gue tau siapa cowok yang kemaren itu,” ucap Rista sebagai pembuka. “Namanya Bintang, kelas IX-A,” lanjut Rista. Alicia mengerutkan kening. “Trus, ya, katanya dia itu nerd. Jadi dia itu kutubuku culun gitu…,” lanjutnya lagi. Alicia memutar bola mata muak kemudian berdiri. “Itu nggak penting banget, sumpah!” ucap Alicia kemudian berdiri di depan jendela dan menopang dagu di sana, menatap rombongan orang-orang yang lewat di lapangan basket pagi itu. Sampai matanya menangkap sosok yang sangat khas di sana. Seorang cowok berkacamata dengan rambut lurus dan rapi melambaikan tangan padanya. “Tuh, siapa, tuh? Tipe gue banget, suit, suit…,” goda Ray yang tiba-tiba ada di sampingnya. Pipi Alicia bersemu merah. “Apaan, sih?!” protesnya kemudian berlari keluar. Senyum jahil yang tadinya terpasang di wajah Ray tiba-tiba saja berganti dengan wajah muram. Ada yang merebut hati Alicia, sekaligus melukai hatinya. — Alicia bersembunyi di balik loker di ujung koridor lantai tiga. Semuanya kacau. Ketika Alicia keluar dari kelas dia malah semakin diejek. Rasanya sumpek! “Kamu kenapa?” suara itu membuat Alicia menoleh. Alicia tercengang melihat wajah itu. “Ka–kamu?!” pekik Alicia keras. Entah kenapa tiba-tiba jantungnya menjadi dangdutan mendadak. Ini kenapa gue deg-degan, sih?!’ “Eh? Kenapa?” tanya Bintang khawatir melihat wajah kaget Alicia. “Ugh… Kenapa harus ketemu lagi, sih?” gerutu Alicia sebal. “Kenapa?” tanya Bintang lagi. “Ga pa-pa. Makasih,” ucap Alicia lalu segera meninggalkan Bintang dengan perasaan bingung. Tiga bulan kemudian… Hari kelulusan kelas sembilan. Semua kelas sembilan wajib memilih satu junior untuk di ajak berfoto bersamanya sebagai kenangan sebelum mereka masuk SMA. Dan di sinilah Alicia sekarang. Di depan gedung aula bersama dengan Bintang untuk berfoto bersama. “Alicia, senyum, dong,” suruh Rista sambil berdecak sebal. “Huaaa!!! Ga mau!! Huaa…!” tangis Alicia keras-keras. “Eh, kenapa?” tanya Bintang khawatir. “Huuaaa…! Pokoknya ga mau!!” tangis Alicia lagi. Sekali lagi Rista berdecak kesal. “Eh, jangan nangis,” ucap Bintang masih khawatir. Ckrik! Satu tahun kemudian…. Alicia tersenyum senang menatap ijazah-nya. Nilainya memang tidak terlalu tinggi. Namun cukup untuk masuk ke SMA impiannya, bersama dengan Ray. “Ray! Ayo kita foto dulu!” panggil Alicia sambil menarik-tarik lengan Ray untuk lebih dekat dengannya. “Senyum, dong, Ray!” seru Alicia melihat Ray hanya memasang raut wajah malas tanpa senyum. “Oke, satu, dua….” Ckrik! — “Eh, itu siapa, tuh?” “Kakak kelas, ya?” “Wah, cakep juga!” Alicia yang sedang menyapu di luar kelas menoleh mendengar bisikan-bisikan anak-anak kelasnya yang sepertinya baru melihat seorang pangeran dari negeri antah berantah. Alicia mencari-cari sumber bisikan cewek-cewek itu dan menemukan seorang cowok dengan gaya rambut spike yang keren abis! Alicia merasa falimiar dengan wajah itu. Sampai ingatannya terpaut pada seseorang pada satu tahun lalu. Itu… Kak Bintang?!’ Entah kenapa, tiba-tiba jantung Alicia berdetak dua kali lebih cepat daripada biasanya. Dia kembali bertemu dengan Kak Bintang. Bahkan kelasnya pun kembali bersebalahan. Rasanya seperti sebuah anugerah. Tunggu. Apa?!’ “Al,” seseorang menepuk pundak Alicia yang sontak membuatnya berjengit. Dan saat menoleh, batinnya bersorak kesal melihat sosok keren –eh?!– yang sedang tertawa melihatnya. “Apaan sih, lo?! Gue bisa jantungan! Lo mau gue mati?!” protes Alicia kesal. Sedangkan tawa Ray malah semakin meledak. “Lo ngapain sih berdiri di depan kelas sambil bawa sapu kayak gini?” tanya Ray setelah tawanya mereda. Mulut Alicia sudah terbuka hendak menjawab, namun langsung dipotong oleh Ray. “Sambil ngeliatin Kak Bintang, lagi!” nada ketusnya keluar. Dia memutar bola mata kesal. “Lo ngarep bakal kejadian kayak satu setengah tahun lalu?” tanya Ray –yang lebih mirip tuduhan– dengan nada getas, membuat Alicia mengernyit bingung. “Ray, lo kenapa–” Ray melangkah pergi sambil melambaikan tangan tak peduli. Sementara itu, perasaan Alicia bercampur aduk melihat kepergian Ray. — “Kak Bintang masuk SMA sini?!” pekik Rista dengan mulut cabenya yang keterlaluan kerasnya. Alicia mendelik kesal mengisyaratkan agar Rista tidak lagi berteriak. “Ck, iya. Dan asal lo tahu aja. Lo kenal Kak Seli nggak? Yang dari dulu jadi sahabatnya Kak Bintang itu,” ucap Alicia lagi. Rista mengangguk cepat. “Dia juga masuk SMA ini, loh,” ucap Alicia yang kembali membuat mata Rista melebar. “Tapi kayaknya gue nggak berani berharap, deh,” ucap Alicia lirih kemudian memajukan bibir. Rista mengernyitkan dahi mendengar ucapan Alicia. “Kenapa?” “Ya, Kak Bintang keliatan bahagia banget, tau nggak, sama Kak Seli,” jawab Alicia. Rista hanya menepuk-nepuk pundaknya tanpa berbicara apapun. Sementara itu, berjarak dua bangku di belakangnya, sepasang mata menatapnya dengan sorot kekecewaan. — “Al, nggak pulang bareng Ray?” tanya Rista sambil memakai tas punggungnya. Alicia hanya tersenyum lalu menggeleng. “Ray kenapa, sih?” tanya Rista lagi. Alicia mengendikkan bahu. “Tau, tuh. Dari tadi dia diem mulu. Padahal biasanya dia ngisengin gue,” ucap Alicia kemudian memakai tas punggungnya. “Ya udah, Al, gue pulang duluan, ya?” pamit Rista. Alicia hanya mengangguk meng-iyakan. Alicia melangkah sendirian menyusuri koridor lantai dasar. Lalu saat melewati taman belakang sekolah, Alicia melihat Bintang dengan dua cewek yang memberinya bunga. Bintang sempat melihatnya, namun dengan segera Alicia melangkah lebih cepat untuk meninggalkan tempat menyesakkan itu. Alicia berjalan sambil menekuri lantai koridor. Semenjak masuk SMA, Bintang jadi sangat terkenal. Dalam hati Alicia berharap, jika saja saat ini Bintang tidak terkenal, dia tak ingin Bintang menjadi terkenal. Pagi yang cerah. Untuk saat ini. Tapi tidak untuk detik-detik berikutnya. Karena saat Alicia bertopang dagu di jendela kelasnya pagi itu, sambil menatap kerumunan orang-orang di lapangan basket yang hendak masuk ke kelasnya masing-masing, mata Alicia kembali menangkap sosok yang sama seperti satu tahun lalu. Melambaikan tangan padanya. Alicia yang sadar bahwa itu adalah Bintang langsung bersembunyi dengan berjongkok sampai tubuhnya tidak terlihat dari bawah. Dia menekuri lantai di bawahnya. Dia sudah berusaha menciptakan jarak. Karena jika dia terus dekat dengan Bintang, mungkin itu akan menjadi sebuah pemicu kekacauan. Tapi Alicia tidak bisa jika terus-menerus hidup di dalam jarak ini. Dia akan menghilangkan jarak ini. Ya, akan dia ungkapkan semuanya. Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Alicia dengan kecepatannya yang luar biasa langsung memasukkan buku-buku dan alat tulisnya dengan asal masuk. Yang penting dia tidak kehilangan jejak Bintang. Berbekal sebuah surat yang dimasukkan ke dalam sebuah amplop, Alicia berjalan mencari Bintang. Namun langkah pencariannya berhenti di dekat loker dekat tangga. Dia melihat Bintang dan Seli, juga mendengar percakapan mereka. “Maaf, aku nggak bisa,” ucap Seli. “Tapi kena–” “Pokoknya aku nggak bisa!” tegas Seli kemudian menunduk. Bintang tersenyum. “Oh, nggak papa, kok. Ya, mungkin memang belum jodoh,” ucap Bintang sambil memaksakan sebuah senyum. “Maaf,” ucap Seli kemudian berbalik dan pergi. Bintang memejamkan matanya dan sebutir air matanya menetes. Saat berbalik, matanya langsung bertemu dengan mata gadis yang sangat dikenalnya. Alicia. “Aku ditolak,” ucap Bintang sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Alicia diam saja sambil menunduk. Menyembunyikan suratnya di balik tubuhnya. Kenangan-kenangannya bersama Bintang melintas begitu saja di otaknya. Membuat bibirnya yang semula bungkam akhirnya terbuka. “Aku suka kakak!” kata itu terucap begitu saja. Membuat badan Alicia bergetar. “Ah, nggak papa. Kamu nggak perlu menghiburku, kok,” ucap Bintang sambil meringis lebar. “Maksudku… Maksudku bukan itu,” lirih Alicia sambil menunduk. “Eh, maaf. Aku harus pulang duluan. Maaf, ya,” ucap Bintang kemudian berbalik dan pergi. Meninggalkan Alicia sendirian di sana. — “Mama!” teriak Alicia begitu memasuki rumah. Mamanya yang sedang duduk di sofa langsung dipeluknya sambil menangis. “Cia, kamu kenapa, sayang?” tanya Mamanya khawatir melihat Alicia pulang-pulang langsung menangis. “Aku ditolak, Ma,” ucap Alicia sesenggukan. Mamanya melepas pelukan Alicia lalu mengelus lembut rambutnya. “Siapa? Bintang?” tanya Mamanya. Ya, Mamanya memang sudah tahu tentang Bintang. Alicia hanya mengangguk. “Alicia, kamu mungkin ditolak satu cowok. Tapi masih ada cowok lain yang lebih tulus sama kamu daripada Bintang,” ucap Mamanya kembali mengelus rambut Alicia. “Jangan cuma terpaku sama satu cowok, sayang,” lanjut Mamanya kemudian membelai lembut pipinya. Alicia termenung. Alicia menatap fotonya bersama Bintang satu tahun lalu. Saat kelulusan Bintang. Bibirnya yang gemetaran terus menerus memanggili nama Bintang. Sementara itu di ruang tamu, Ray memasuki rumah Alicia dengan tergesa-gesa. Saat dilihatnya Mama Alicia ada di sana, segera dihampirinya Mama Alicia. “Alicia ada, Tante?” tanya Ray. Mama Alicia tersenyum. “Tuh, di atas. Lagi nangis. Ditolak, katanya,” ucap Mama Alicia kemudian tersenyum. “Dasar bego,” lirih Ray kemudian berlari menaiki tangga, menuju kamar Alicia. Saat sampai di depan kamar Alicia, Ray terhenti. Alicia sedang menangis sambil menggenggam erat foto Bintang dengannya. Awalnya Ray ingin mengacuhkan saja Alicia saat bibir gadis itu terus menerus memanggili nama Bintang. Namun setelah berfikir, akhirnya Ray mendekat. Dan dengan cepat, dilepasnya foto itu dari genggaman Alicia, dan dia tarik tangannya agar keluar kamar. Alicia yang sadar bahwa itu adalah Ray tersenyum bahagia. Ya, Mamanya benar. Dia tidak boleh hanya terpaku pada satu cowok. Masih ada cowok lain yang lebih tulus padanya. Satu nama itu, Ray. END Cerpen Karangan Fatimatuzzahra Purnama Putri Blog / Facebook fatimatuzzahra purnama putri Penulis, komikus, atau penyanyi? Instagram ktswthy66_ Wattpad _HanaChan_13 Smule ZafaAli1347 barangkali ada yang mau join nyanyi bareng aku D Cerpen Kini Ku Jatuh Cinta merupakan cerita pendek karangan Fatimatuzzahra Purnama Putri, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya. "Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!" Share ke Facebook Twitter WhatsApp " Baca Juga Cerpen Lainnya! " Perempuan Kuat Part 1 Oleh Jeje “Terus mau lu apa?” teriak vegas dikeramaian ruang osis milik sekolahnya. “gue gass… gueee dilecehin sama Niho.” Ujar Ojie. “terus kenapa lu ga minta tolong? Kenapa lu ga teriak Genre Cintaku Oleh Osilia Deva Firdaus Mataku tertutup sejenak menikmati suasana yang berulang di pagi itu, begitu penuh semangat, segala gairah pun berlomba di sekitar tubuh ini namun, tidak dengan hati ini yang sedari pagi Ujian Nasional Oleh Irma Apriliyanti Panjaitan “jangan ulangi lagi!!” ini sudah ke-20 kalinya aku dihukum karena tidur di kelas saat pelajaran. entah ada apa dengan mataku yang selalu mengantuk di setiap pelajaran guru bahasaku. Aku Two Persons Who I Loved Oleh Arta Rafian Kumpulan awan putih menghilang terganti dengan cerahnya langit biru. Kabut lebat yang menutupi pandangan mata kini menghilang. Terlihat jam tangan Rian menunjukkan pukul 0630 pagi. Sekolah masih terlihat sepi Istimewanya Kota Hujan, Kamu Oleh Si Januari Aku berjalan santai di sebuah kedai kopi dekat sekolah, seolah tak terjadi apa-apa barusan. Mataku memandang sekeliling, berusaha mencari tempat duduk ternyaman, hingga kakiku tertarik untuk duduk di kursi “Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?” "Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan loh, bagaimana dengan kamu?" Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_173081" align="alignleft" width="300" caption="picsourcegoogle"][/caption] Love as addictive as cocaine neuroscientists Tulisan ini sebagai awal rasa penasaran tentang abstraksi bernama cinta. Klasik karena banyak karya yang ramai dengan tema-temaini dan orang-orang seduniapun tak bosan membahasnya. Tapi saya anggap ini sebagai penjelasan logis akan “keritingnya” mata, berpacunya adrenalin ketika setiap waktu menyempatkan mengamati perilaku manusia dalam realita dengan permasalahan kompleks yang ujung-ujungnya kalau bukan masalah cinta ya duit. Woow, begitu dahsyatnyakah pengaruh cinta sehingga seorang bapak pergi dari keluarga demi gadis yang belum cukup umur, seorang ibu yang meninggalkan anak-anaknya demi cinta seorang pengusaha kaya, seorang suami yang menceraikan istrinya karena tak bisa memberi keturunan, seorang istri yang enggan dipoligami, seorang gadis yang bunuh diri karena cintanya ditolak, pemuda yang gila karena ditinggal kekasihnya, pejabat X yang rela menilep uang Negara demi investasi di Bank Swiss, para Hooligan yang keranjingan dan fanatik dengan pertandingan sepakbola, fans artis film top hingga merchandisenya penuh seisi rumah dsb. Cinta, membuat seseorang berani menempuh resiko yang tak dapat dibayangkan. Jika seseorang jatuh cinta, semua zat kimia dalam tubuh terutama dopamin dan oksitoksin dalam otak mengalami fluktuasi. Ini menjelaskan mengapa orang jatuh cinta dapat melakukan apa saja yang dalam situasi normal tidak mungkin dilakukan. Dada bergemuruh, denyut nadi bertambah, napas memburu. Dalam keadaan jatuh cinta, kita menjadi sangat obsesif, akibatnya sulit tidur, pikiran terfokus pada pasangan dan apa saja akan dilakukan untuk bisa dekat. Tidak heran orang yang sedang jatuh cinta ibarat terkena gena-guna. Ia melakukan apa saja atas nama cinta. Tapi taukah kita bahwa jatuh cinta membara memiliki fenomena kimiawi yang sama dengan penyakit jiwa bernama OCD-Obsesive Compulsif Disorder? Perasaan jatuh cinta dianggap menurunkan kadar serotonin substansi kimia di otak yang membuat kita merasa tenang dan damai. Jika serotonin turun sampai level terendah, maka andakemungkinan mengidap OCD. Monatella Marazitti, professor psikiatri dari universitas Pisa Italia melakukan penelitian untuk membandingkan kadar serotonin zat kimia yang diproduksi otak pada 24 orang yang jatuh cinta dalam 6 bulan terakhir dengan para penderita OCD dan orang yang tidak kasmaran atau mengalami OCD. Ia menemukan bahwa kadar serotonin pada orang jatuh cinta dan penderita OCD turun hingga 40% dibawah normal. Dengan kata lain, orang yang jatuh cinta memiliki gejala yang sama dengan penderita OCD. Walaupun tidak dikatakan eksplisit, tetapi dapat disimpulkan dari riset ini bahwa orang yang jatuh cinta menjadi sangat tidak rasional dan kehilangan nalar yang kritis seperti halnya penderita gangguan jiwa. Masuk akal jika ada kisah romantis Julius Caesar yang ketika jatuh cinta pada Cleopatra mengabaikan banyak masalah negara dan politik. Helen fisher, peneliti lain yang menggunakan MRI Magnetic Resonance Imaging yang memungkinkan melihat otak hidup, menemukan bahwa pada orang jatuh cinta, bagian otak bernama Ventral Tegmental Area dan Nucleus Caudatus menjadi lebih aktif. Mereka memproduksi zat kimia bernama Dopamin yang berperanan penting-seperti halnya keadaan yang dialami para pecandu obat terlarang dan para perokok—dalam mekanisme rewardimbalan. Mekanisme reward ini memaksa seseorang untuk menikmati lagi dan berusaha memperoleh lagi perasaan tersebut. Ada kenikmatan dan kesenangan disitu sehingga harus mengulang. Jatuh cinta memang nikmat dan ada kecenderungan untuk mengulanginya dengan segala resiko. Pleasure feelings yang dirasakan ketika jatuh cinta adalah peran dopamin. Dopamin adalah senyawa yang berperan sebagai neutransmitor dan perkursor terbentuknya senyawa lain. Dopamin merangsang terbentuknya norepinephrine –seperti halnya adrenalin- meningkatkan detak jantung dan berperan penting memberi rasa senang, tenang, nyaman dan ketagihan serta bertanggungjawab menentukan pengambilan keputusan. Bersama rendahnya kadar serotonin yang menyebabkan rasa obsesif, dopamin memberi efek membahagiakan, meningkatkan energi, menurunkan nafsu makan dan mengurangi konsentrasi. Sedangkan norepinephrine identik dengan peningkatan atensi, memori jangka pendek, hiperaktivitas, susah tidur dan perilaku yang berorientasi pada tujuan tertentu. Substansi tersebut akan menstimulasi peningkatan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Kini jelaskenapa tiba-tiba kita punya kemampuan super, fokus pada hal-hal secara mendetail tapi ingatan tersebut hanya berlaku bila berkaitan dengan orang yang dicintai. Begitu kuatnya kekuatan otak untuk memperhatikan, sampai hal-hal lain hanya akan mendapatkan sisa perhatian. .Tetapi, hati-hati, karena jatuh cinta itu berbahaya. Kabar buruknya, perasaan bahagia bernama cinta terkadang bisa menjadi racun. Kelebihan dopamin di sistem limbik otak kita justru dapat menyebabkan paranoia dan kenekatan. Pasalnya jatuh cinta menyebabkan penurunan aktivitas pada amygdala atau bagian otak yang membuat anda memiliki perasaan takut. Itu sebabnya kita kerap punya kecenderungan bersikap nekad saat sedang jatuh cinta. Contoh-contoh yang saya sebutkan diatas adalah buktinya. Selain itu ada sesuatu yang kurang menggembirakan dari gelora cinta itu. Perasaan cinta membara terhadap lawan jenis adalah perasaan yang tidak dapat berlangsung lama dan cepat hilang. Sejumlah peneliti yakin, setelah kurun waktu tertentu bervariasi antara 18 bulan sampai 4 tahun tubuh kita jadi terbiasa dengan stimulan cinta ini. Tubuh akan beradaptasi terhadap reaksi disekitar maupun didalamnya. Lambat laun akan membentuk semacam toleransi. Dampaknya bercabang pada dua kemungkinan lebih terikat dan berkomitmen untuk setia pada pasangan atau putus. Inilah sebabnya mengapa 18 bulan hingga 4 tahun pertama pernikahan dianggap sebagai masa krusial. Karena itu motivasi terbaik dari pernikahan adalah cinta yang diberi pupuk dengan spiritualitas. Tumbuhkanlah cinta membara tapi bingkailah cinta kita dengan iman maka itulah yang membuatnya tak lekang zaman.. Beberapa terapi untuk mengendalikan gelora cinta. 1. Tidak mau dicap sebagai penderita OCD hanya karena obsesif dan perfeksionis terhadap sesuatu? Berarti serotonin, senyawa kimia dalam otak anda bermasalah? Cobalah Makan pisang. Pisang merupakan sumber vitamin B6 yang dibutuhkan untuk membuat serotonin didalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit, menekan nafsu makan, mengurangi ketegangan dan membuat rileks. 2. anda tipe pecinta yang moody? Cobalah mengatur perubahan mood cinta dengan berolahraga. Penelitian terbaru menunjukkan bila anda berlatih cardio secara rutin, akan dapat meningkatkan efek dopamin sekaligus menambah endorphin yang akan membuat anda tetap waras. Endorphin adalahzat kimia penghilang stress yang secara alami diproduksi tubuh. Jadi berolahragalah secara rutin 3 x seminggu maka kepala anda akan selalu bisa berpikir jernih 3. Makanlah Coklat. Penelitian terakhir menunjukkan Dopamin dapat distimulus dengan coklat yang bisa memacu produksi endhorphin yang memiliki sifat disinhibsi tidak menghalangi/meningkatkan/meneruskan terhadap produksi dopamin. Jadi mampu menimbulkan perasaan tenang, nyaman dan bahagia cocok untuk terapi mereka yang dalam keadaan underpressure. Coklat, bisa kita logikakan dengan sains dapat mempengaruhi dopamin, tapi bagaimana dengan jatuh cinta? Bagaimana bisa mempengaruhi dopamin? Ungkapan “Cinta datang dari mata turun ke hati” benar adanya. Ketika kita melihat atau bertatapan dengan lawan jenis, ada sinyal-sinyal tertentu yang dipancarkan oleh gelombang cahaya melalui mata dan jika itu terjadi sinkronisasi antara keduanya, dapat berubah menjadi sinyal yang menstimulus dopamin. Karena itu seorang utusan Tuhan 15 abad lalu telah mengajarkan umatnya salah satu cara menterapi hati dengan menjaga pandangan ghadhul bashar. Hal itu juga berlaku untukdua orang yang berdekatan dalam jangka yang lama, biasanya feromon keduanya bisa menyambung dan sinkron. Sinkronisasi itu juga yang jadi stimulus peningkatan dopamin di otak. So sekali lagi hati-hatilah dengan cinta. note -OCD- kelainan berupa kompleksitas dimana pengidapnya tergila-gila akan kesempurnaan dan keteraturan Lihat Pendidikan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Tampak seorang pria tengah duduk di sebuah ruangan yang sangat berantakan. Buku-buku dan beberapa pakaian berserakan dimana-mana. Sinar matahari pun tak mampu menembus ruangan itu, sunyi.. sepi... gelap.. dingin.. hanya ada lampu duduk yang meneranginya. Lagi pun ruangan itu kedap suara sehingga menambah kesan horor dalam ruangan pria itu tampak begitu fokus tanpa mempedulikan mirisnya keadaan ruangan yang sedang ia tempati. Dia hanya sibuk dengan sebuah laptop yang sedang ia mainankan. Suara ketikan demi ketikan terdengar begitu cepat. Seperti kilat yang saling menyambar begitu pula paragraf demi paragraf mulai mencuat kepermukaan layar. Rambut yang berantakan dan pakaian yang lusuh membuatnya terlihat seperti gelandangan.“Sedikit lagi,..... Ayo ayo ”. ucapnya Suara ketikan terdengar begitu cepat.... “Yess... akhirnya selesai juga”. Tampak ia menutup laptopnya dan segera berangkat ke tempat kerjanya di sebuah perpustakaan di pusat kota. Seperti perpustakaan lainnya, suasanya pun tak jauh berbeda sepi, hanya beberapa orang yang berkunjung dan membaca buku. Tugasnya pun tak begitu sulit hanya menjaga dan duduk di meja informasi saja.“Permisi... Mas ? Mas???” Seorang perempuan mengalihkan fokusku.“Ooohh iiyaaa... Ada apa mbaa?”. “Saya mau mengembalikan novel yang saya pinjam”. Jelasnya“Nama mbak nya siapa ya? Dan kapan meminjam bukunya?”. Tanyaku“Nama saya Alma Nadira, hmmm kapan yah lupa lagi... hmmm kemarin lusa tanggal 21”. Dia mencoba mengingat ingat. 1 2 3 4 5 6 Lihat Fiksiana Selengkapnya

cerpen jatuh cinta sama senior gila